Penulis : Fahmi Suwaidi dan Abu Aman
Penerbit : Aqwam
Dulu masyarakat Jawa menganut Hindu dan Budha atau animisme-dinamisme, setelah itu Islam datang. Terjadilah akulturasi budaya antara kepercayaan lokal dan Islam. Masyarakat kadang sulit membedakan apakah ini Islam, Hindu, Budha, ataukah Jawa. Dari sinilah muncul produk turunan berupa cara berislam ala “orang Jawa” (Kejawen).
Banyak pertanyaan muncul tentang berbagai tradisi ritual Jawa. Bukan saja dari orang yang awam terhadap Islam, tetapi juga dari para dai, takmir masjid, dan tokoh masyarakat. Intinya, apakah berbagai amalan atau ritual Kejawenitubagian dari Islam, atau justru bertentangan dengan Islam?
Nah, buku ini mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Hadir sebagai sebuah ensiklopedi minitentang deskripsi dan bagaimana Islam memandang beragam warisan budaya dan tradisi ritual mengenai:
(i) Konsep waktu dan dasar perhitungan Jawa, seperti primbon, weton, hari baik dan hari jelek
(ii) Tradisi saat Bayi dalam Kandungan hingga Lahir, seperti mitoni/tingkepan, tata cara membuang ari-ari, serta keyakinan tentang “sedulur alus”
(iii) Ramalan watak dan nasib, seperti sengkala, ruwatan, dan sukerta
(iv) Ritual kematian, seperti sadranan dan tahlilan.
(v) Hal-hal yang terkait dengan prosesi perkawinan, seperti bubakan, cengkir gading, sawatan, suapan, injak telur dan mandi kembang setaman, serta kembar mayang.
(vi) Ritual perayaan musiman, seperti tirakatan, sesaji kepala kerbau, kirab pusaka, padusan, sekatenan, hingga grebeg sawal dan grebeg besar.
Melalui buku ini kedua penulis ingin menekankan pentingnya memahami ragam budaya di atas dalam upaya memurnikan akidah. Jangan sampai atas nama nguri-uri kabudayan adi luhung atau mempertahankan “kearifan” lokal ajaran Islam yang universal justru dilanggar. Apalagi fondasi Islam adalah tauhid dan ittiba’, yang tidak menoleransi syirik dan bid’ah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar